Tuesday, December 17, 2013

Kecambah Brokoli Cegah Kanker?


Kecambah brokoli.

TEMPO.COJakarta -Selama ini, kecambah brokoli (broccoli sprouts) sering dikonsumsi mentah-mentah. Biasanya kecambah yang memiliki rasa segar ini dibuat salad atau dimakan sebagai lalapan segar. Adalah Jef Fahey, farmakologis dari Johns Hopkins School of Medicine, Amerika Serikat yang melakukan studi tentang khasiat kecambah brokoli ini. Dalam dua dekade terakhir ini, menurut Fahey, kandungan yang terdapat dalam kecambah brokoli seperti sulforafan dikenal sebagai antioksidan yang mampu mencegah kanker perut. 

Dari berbagai studi yang telah dilakukan sebelumnya, brokoli dikenal memiliki berbagai kandungan kimia seperti protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, zat besi, Vitamin A, C, E, tiamin, riboflavin, nikotinamide, kalsium, beta karoten dan glutation. Selain itu brokoli mengandung senyawa sianohidroksibutena (CHB), sulforafan dan iberin yang merangsang pembentukan glutation. 

Namun, studi tentang khasiat kecambah brokoli yang manjur untuk menjinakkan bakteri H. pylori diklaim sebagai penelitian pertama yang dipublikasikan. Dalam studi ini, peneliti melibatkan 48 pria dan wanita Jepang yang terinfeksi H. pylori dan menyuruh mereka secara acak untuk mengkonsumsi 70 gram kecambah brokoli segar per hari selama delapan minggu, sebagian diantaranya diberi kecambah alfalfa. 

Hasilnya, bakteri H. pylori yang mengendap di dalam lambung dan usus dua belas jari relawan yang mengkonsumsi kecambah brokoli berangsur berkurang. Sedangkan bakteri yang dikenal sebagai salah satu biang keladi penyakit tukak lambung dan gangguan usus dua belas jari yang ada di perut relawan yang mengkonsumsi kecambah alfalfa jumlahnya tetap sama.


Brokoli selama ini dikenal sebagai sayuran berkhasiat dan sering digunakan untuk diet. “Hasil studi ini memperkuat  pendapat bahwa kecambah brokoli juga mampu mencegah kanker pada manusia. Tidak hanya manjur mencegah kanker pada binatang seperti yang selama ini dilakukan di laboratorium,” jelas Fahey. 

Peneliti juga berharap hasil studi ini mampu meminimalkan risiko terserang kanker perut yang menjadi penyakit kanker nomor dua yang mematikan di dunia. Dari penelitian sebelumnya tentang brokoli yang juga dilakukan oleh farmakologis dari Johns Hopkins School of Medicine, Paul Talalay. Disebutkan bahwa sulforafan yang banyak terdapat pada brokoli diketahui mampu meningkatkan produksi enzim fase II di dalam hati. 

Menurut Talalay enzim tersebut berperan menggandeng bahan-bahan karsinogen yang dihasilkan dari senyawa prokarsinogen dan mengeluarkannya dari sel.  Dalam penelitian lanjutan diketahui bahwa sulforafan ini dapat mencegah pembentukan kanker payudara. Dalam beberapa penelitian zat-zat yang terkandung dalam brokoli juga mampu meredam pertumbuhan kanker paru-paru, kolon, kelenjar susu, serta kandung kemih (pada hewan percobaan). 

Sumber: tempo.co

No comments: